Minggu, 06 Mei 2012

SAYA LULUS LOH

kiw kiw

"Yak... Saudari Nike Shabrina kelahiran Jakarta, 18 Mei 1990, dengan IPK naik menjadi 2.93, dinyatakan lulus dengan nilai sangat memuaskan."

"...................."

"nilai A"

"HIP HIP HOREEEEE"

Ah, itulah reka ulang yudisium sidang gue 02 Mei 2012 kemarin :3
It's a wrap! Akhirnya saya berhasil menyelesaikan target lulus bulan Mei, yah meskipun wisudanya masih nanti, yang penting surat lulus seminggu lagi, ngelamar kerja sebentar lagi.
Rasanya gimana yaa bloggie, ah susah digambarkannnnn... fyi aja ceritanya gue udah 2 bulan telat datang bulan, dan pagi harinya setelah sidang tetiba gue kedatangan si bulan WOW.
Intinya sih gue rasa keterlambatan itu karena stress efek skripsi, dan paginya semua kembali normal.
Jadi inget ucapannya Dita,"mungkin si nike abis sidang besok paginya pas bangun nafasnya bunyi S.Sos..S.Sos," anjirrrrr gue ngakak dengernya hahahaha.
Meskipun GPA hampir-nyaris-mendekati 3.00, tapi gue tidak berkecil hati, meskipun rata-rata harus minimal 3.00, tapi pasti gue bisa memberikan yang terbaik untuk tempat bekerja gue.

Setidaknya, lulus setelah 4,5 tahun di Jatinangor di bidang studi ilmu murni seperti Antropologi, dan lulus dengan topik skripsi yang sesuai dengan kemauan sendiri, idealisme sendiri, yaitu fesyen perempuan penggemar musik metal ternyata bisa tercapai dengan baik.
Dan itu salah satu kebanggaan tersendiri buat gue :)
Bahwa apa yang gue yakini, jalan apapun yang gue pilih, seberat apapun prosesnya, hingga berkali-kali menghafalkan materi sidang, alhamdulilah bisa gue lalui.
Ma.. pa, look at me, akhirnya nike bisa tunjukin bahwa keras kepala nike ada hasilnya, bahwa topik apapun, bidang apapun bisa dilalui di bidang studi yang nike pilih tanpa izin kalian pada awalnya. 
Seterusnya, i'll give my best to make you happy and proud of me

Just wait

You know me so well, due to achieve my goal, i have unlimited strength to surpass it.

Sincerely,

Your 1st daughter


Ardour and Belle : Endless Love

Di pantulan kaca senyumnya terlihat seperti joker, kenyataannya menggerakkan mulut saja pilih-pilih.


Dari pantulan sinar jemarinya yang panjang lincah bergerak, kenyataannya untuk mengetik beberapa kata pun ia pilih-pilih.


Dari sorot matanya tampak kehangatan yang sekilas bersahabat, kenyataannya untuk tampak dingin dan membisu pun ia tak segan.


Dari derap langkahnya, sepasang kaki yang panjang itu memaksakan untuk terus berjalan ke depan, tanpa menengok, tanpa sadar ia kelelahan.


Di depannya jalan pun bercabang, aliran sungai deras dengan sekoci kecil penuh sosok yang dapat menghangatkannya, atau jembatan gantung sepi


Jembatan akar gantung itu memang kusam, penuh lumut dan miring ke kanan, perlu keseimbangan dan kesabaran untuk melewatinya, dan kau enggan.


Langkahmu kian cepat menuju keramaian yang deras, sesak, hangat... lalu panas, dan bisingnya sungai, sesaknya muatan, kau pun terpejam.


Sungai itu seakan berkata, sejauh mana kalian bisa bertahan? Keramaian tidak bersifat selamanya, dan langkah yang kau pilih terlalu gegabah.


Jembatan gantung di kejauhan hanya bergoyang pelan, kosong, seperti menggeleng-gelengkan kepala atas keputusanmu yang terlalu mendadak.


Lalu dia di sekoci sesak itu hanya bisa terdiam ketika air mulai tumpah ruah dan menghempaskan penghuninya, kau pun hanyut tanpa arah.


Satu menit... dua menit... jemarinya menggapai-gapai permukaan, mulutnya kini benar-benar terbuka, tatapannya tidak lagi kosong. Telatkah?


Kemana sosok-sosok yang tampak memenuhi sekoci, sejauh penglihatan kau hanya dikelilingi arus, sekali lagi, apa yang telah kau pilih...


Dan dari atas jembatan, berdiri tegap sesosok perempuan yang pernah kau lewatkan. Keduanya saling bertatapan, sudah terlampau jauh rupanya.


Perempuan itu berkata,"aku selalu disini, tidak pergi, kaulah yang pergi terbawa arus." dan keduanya bertatapan kembali, lalu tertawa pilu.


Seringkali penyesalan selalu datang terlambat, dan mungkin setelahnya akan terlalu lelah tertawa karena pernah menangisinya.


"No matter how far the ocean between us, I still always look up to you."


Sosok pilu di sekoci itu semakin menjauh, dalam senyumannya yang terakhir pun ia berbisik lirih, tanpa sadar ia menangis, mereka menangis.


"Kita kuat... dan pastinya kita akan dipertemukan kembali dari jalan yang berbeda. Kita bebas.. waktu tidak pernah berhenti untuk kita."