Yoosh bloggie,
Apa kabar kalian hari ini, ah gue yakin jawabannya macam pelangi. Ada yang sedih, ada yang marah, ada yang bosan, ada yang senang, after all, that’s life… Jadi bersyukur dan nikmati segala proses yang ada bloggie ;).
Di segment kali ini gue mau jelasin sedikit soal kedewasaan, kenapa? Karena ague sendiri pun masih mencari jawabannya.
Secara otentik, dewasa mencakup dua istilah, adult dan nature. Adult dimaknai kedewasaan secara fisik, usia dan biologis bentuk penggambaran tentang kedewasaan secara alamiah, sedangkan nature lebih pada pematangan sikap dan pola pikiran yang belum tentu berbandiang lurus dengan usianya.
Oke… cukup dengan definisi dari mbah google diatas, kembali ke praktek! Hahaha dewasa umumnya mungkin yang orang pertama lihat adalah ketika kita mempunyai KTP, ketika kita sudah menginjak 17 tahun, ketika kita masuk kuliah, udah boleh liat yang blue blue gitu :3 dan segala macam stigma masyarakat lainnya. Ah, tapi gue sendiri merasa masih belum dewasa kok, masih setengah dewasa mungkin. Kalau dengan pedenya gue bilang dewasa dan ternyata kata orang lain nggak, kan jadi nutupin muka pakai kardus.
Kalau menurut gue, dewasa itu nggak terpatok umur, dan dewasa itu bukan jaim, orang banyak diam bukan sekalinya dia ngomong yang keluar emas juga -_-* tapi yang jelas dewasa itu berani mempertanggungjawabkan perbuatan dan tidak munafik. Contohnya, ketika ada dua orang bertengkar, lalu ada pihak ketiga menghardik mereka untuk segera balikan, dan si A mau baikan tapi nyinyir di belakang, dan si B dengan tegas bilang dia masih kesal dan belum bias baikan, lalu pihak ketiga berkata bahwa si B tidak dewasa dan maunya slek terus. Nah di bagian inilah yang harus diluruskan, pengertian dewasa memang berbeda di setiap orang, sama halnya dengan pendapat orang, hak kita kok untuk bicara, untuk berargurmen, dan untuk menolak. Jika dibilang dewasa hanya karena tidak mau baikan, itu salah, orang dewasa juga punya masalah kok, orang dewasa juga bisa ribut, yang penting dia jujur dan berani ngungkapin isi hatinya. Pada waktunya dia pasti bias menyelesaikan masalah dia, dan kembali baikan, dan itu ada waktunya. Itu masalah sikap, daripada berpura-pura senyum di depan namun masih menyimpan kesal, lebih baik utarakan semua di depan, kasar ya kasar sekalian, baru setelah itu bicarakan kembali dengan tenang supaya tidak ada yang dipendam. Intinya menjadi dewasa itu tidak munafik, menjadi dewasa ya tetap kepada diri kita sendiri. People talk, sometimes yell but I don’t give a shit
Kita akan menjadi dewasa itu pilihan dan ada waktunya, itu sudah proses alamiah dalam hidup kok, nggak usah terburu-buru dan malah tampil terlalu dewasa di luar umur yang seharusnya. Karena menjadi orang dewasa itu banyak hal yang dipertanggungjawabkan, dan seringkali ketika kita menjadi dewasa, kita justru ingin kembali ke masa-masa kecil kita, it’s natural.END
Saat gue dewasa, gue akan rindu masa ini. Masa dimana 25 perak masih berlaku dan belum ada beban sekolah. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar